Kamis, 03 April 2014

Tindakan Mitigasi Kebakaran Hutan Itu.......

Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana dapat dibagi 4 kategori:
1. Kegiatan sebelum bencana terjadi ( mitigasi )

2. Kegiatan saat bencana terjadi ( perlindungan dan evakuasi )
3. Kegiatan tepat setelah bencana terjadi ( pencarian dan penyelamatan )
4. Kegiatan pasca bencana  ( pemulihan/penyembuhan dan perbaikan/rehabilitasi )

Tindakan Umum Sebelum Kebakaran Hutan :
1.    Menyiapkan peralatan kesehatan di daerah rawan kebakaran.
2.    Mengaktifkan semua peralatan pengukur debu di daerah rawan kebakaran.
3.    Menyediakan waduk air di daerah rawan kebakaran.
4.    Membuat parit api untuk mencegah meluasnya kebakaran.
5.    Mengembangkan partisipasi masyarakat di kawasan rawan kebakaran:
a.   Pembentukan organisasi pengendalian kebakaran hutan/lahan
b.   Membuat peta kerawanan kebakaran

c.   Penyiapan regu pemadam
d.   Penentuan lokasi Pos Pengamatan
e.   Membangun menara pengawas
f.    Inventarisasi lokasi titik-titik api
         
g.   Berkoordinasi dengan instansi pengamat cuaca dan iklim
h.   Simpan senter dan radio portabel untuk mengantisipasi mati listrik
i.    Tidak membuang puntung rokok sembarangan
j.    Berladang secara bergiliran dan senantiasa dipantau
k.   Peladang hanya membakar lahan yang benar-benar kering
6.    Menentukan tingkat siaga dan tindakan pengendalian kebakaran hutan/lahan:
·                   NORMAL :
1.      Tidak diperlukan patroli atau pendeteksian langsung di lapangan.
2.      Memastikan semua peralatan pemadam siap digunakan.

3.      Pelaksanaan program penyadaran untuk pencegahan kebakaran hutan/lahan.
4.      Melakukan kegiatan pelatihan penyegaran untuk staf pemadam kebakaran.

5.      Memonitor, mengevaluasi, dan mengelola seluruh informasi dan laporan mengenai kebakaran hutan dari kabupaten/kota.

·                   SIAGA III :
1.      Patroli/deteksi taktis bila diperlukan, tergantung pada kondisi lokal.
2.      Memastikan semua peralatan dan personil pemadam siap digunakan.
3.      Melaksanakan sosialisasi kampanye/penyuluhan pada daerah rawan kebakaran hutan/lahan.
4.      Mempersiapkan posko kebakaran hutan dan lahan serta menyebarluaskan nomor telepon, faksimili dan daftar nama petugas ( koordinator ) yang dapat dihubungi dimasing-masing daerah.

·               SIAGA II :
1.      Melakukan patroli dan deteksi lapangan minimal 5 kali perminggu.
2.      Meningkatkan jumlah peralatan pemadam kebakaran dan personil yang ditugaskan di lokasi kebakaran.
3.      Memfokuskan program pencegahan kebakaran pada daerah yang memiliki tingkat resiko kebakaran tertinggi.
4.      Melakukan kampanye/penyuluhan/penyebarluasan informasi bahaya kebakaran hutan dan lahan melalui media cetak dan media elektronik.
5.      Pemimpin daerah mempertimbangkan untuk laranan sementara pembakaran /penyiapan lahan.
6.      Melakukan koordinasi dan pemadaman hutan/lahan secara terpadu.

·               SIAGA I :
1.      Melakukan patroli atau deteksi lapangan setiap hari perminggu.
2.      Menyaiagakan posko kebakaran hutan dan lahan selama 24 jam perhari.
3.      Melakukan pemadaman kebakaran hutan menggunakan seluruh peralatan dan personil.
4.      Mengerahkan seluruh personil, staf pendukung dan melibatkan masyarakat.
5.      Meningkatkan koordinasi dan mobilitas seluruh sumber daya secara terpadu.
6.      Pemimpin daerah mengeluarkan larangan pembakaran saat penyiapan lahan.

Tindakan Warga Mengamankan Rumah Sebelum Kebakaran Hutan :
1.      Gunakan masker bila udara telah berasap.

2.      Bersihkan daun-daun dari pancuran atap, atap dan pipa dari atap ke tanah. Serta memasang penyaring daun dari logam yang berkualitas.
3.      Menutup lubang angin atap dengan kawat kasa halus.
4.      Mengatur lokasi tumpukan kayu cukup jauh dari rumah.
5.      Hindari menumpuk potongan pohon, rumput, dan sejenisnya di belakang rumah, kebun, dan semak-semak.
6.      Pastikan selang air kebun cukup panjang dan mencapai pinggir jalan.
7.      Tanam jenis pohon yang tidak mudah terbakar.

8.      Bila mampu, belilah pompa air yang mudah dibawa untuk menyedot air dari kolam atau tangki air.
9.      Pahami cara menghubungi unit pemadam kebakaran terdekat.
10.   Pastikan alat pemadam api berfungsi dengan baik.
11.   Meliburkan sekolah dan kantor.

Tindakan Memadamkan Api Saat Terjadi Kebakaran :
1.      Mengisolasi api agar tidak merembet de daerah lain.  Teknik sekat bakar ini bisa dilakukan dengan peralatan sederhana dan petugas tidak terlatih. Teknik ini berhasil jika api tidak terlalu besar dan angin tidak kencang.
2.      Secepat mungkin menyemprot dengan alat pemadam sederhana, misal pompa punggung atau pompa portable ( mudah dipindah-pindah ).

3.      Membuat sekat bakar menggunakan alat berat/buldoser di kawasan semak.

4.      Mengerahkan pesawat pembom air.



5.      Membuat hujan buatan.

Tindakan Umum Warga Saat Terjadi Kebakaran Hutan :
1.      Jangan masuk ke semak-semak jika ada asap dan api di daerah itu.
2.      Padamkan api kecil dengan selang air, sekop, dan ember logam.
3.      Tetap tenang dan melaporkan kebakaran ke instansi berwenang.
4.      Periksalah jika tetangga kaum lanjut usia perlu bantuan.
5.      Penentuan jalur dan evakuasi penduduk lokasi kebakaran.
6.      Jika Anda memilih untuk mengungsi sendiri lakukanlah jauh sebelumnya.
7.      Jika diperintah petugas untuk mengungsi Anda harus patuhi, kemasi dokumen atau barang berharga.
8.      Memakai kemeja lengan panjang, celana panjang, dan alas kaki kuat.

Tindakan Warga Di Rumah Saat Terjadi Kebakaran Hutan :
1.      Jika mungkin, isi pancuran atap rumah penuh dengan air.
2.      Tutup seluruh jendela dan pintu.
3.      Sumpal spasi-spasi di bawah pintu dengan handuk/selimut basah.
4.      Tinggal di dalam rumah.
5.      Hidupkan air conditioner.
6.      Tutup kaca kendaraan selama perjalanan.
7.      Gunakan pembersih udara ( Air cleaner ).
8.      Pakai masker khusus.
9.      Selalu memantau angka ISPU dengan patokan sebagai berikut :
·           ISPU          :        400
Ø  Kategori                               :    Sangat berbahaya
Ø  Dampak kesehatan            :    Berbahya bagi semua orang, terutama balita, ibu hamil, dan orang tua.
Ø  Tindakan pengamanan       :    Semua orang harus tinggal di rumah, tutup pintu, dan jendela. Segera dilakukan evakuasi selektif bagi orang berisiko seperti balita, ibu hamil, orang tua dan penderita gangguan pernafasan ke tempat / ruang bebas pencemaran udara.

·         ISPU         :           300 – 399
Ø  Kategori                               :    Berbahaya
Ø  Dampak kesehatan            :    Bagi penderita suatu penyakit gejalanya akan semakin serius dan orang sehat akan merasa mudah lelah.
Ø  Tindakan pengamanan       :    Penderita penyakit ditempatkan pada ruang bebas pencemaran udara. Aktivitas kantor dan sekolah harus mengguankan AC Air Purifier.

·         ISPU         :           200 – 299
Ø  Kategori                                :    Sangat tidak sehat
Ø  Dampak kesehatan             :    Pada penderita ISPA, pneumonia, dan jantung gejalanya akan meningkat.
Ø  Tindakan pengamanan        :    Aktivitas di luar rumah harus dibatasi, perlu dipersiapkan ruang khusus untuk perawatan penderita di rumah sakit / puskesmas.

·         ISPU         :           101 – 199
Ø  Kategori                                :    Tidak sehat
Ø  Dampak kesehatan            :    Dapat menimbulkan gejala iritasi pada saluran pernafasan.
Ø  Tindakan pengamanan      :    Menggunakan masker atau penutup hidung bila melakukan aktivitas di luar rumah dan aktivitas fisik bagi penderita jantung dikurangi.

·         ISPU         :           51 – 100
Ø  Kategori                                :    Sedang
Ø  Dampak kesehatan            :    Tidak ada dampak kesehatan
Ø  Tindakan pengamanan      :    Tidak ada tindakan pengamanan

·         ISPU         :           <50
Ø  Kategori                                :    Baik
Ø  Dampak kesehatan             :    Tidak ada dampak kesehatan
Ø  Tindakan pengamanan       :    Tidak ada tindakan pengamanan

Tindakan Setelah Terjadi Kebakaran Hutan :
1.      Menginventarisasi kerugian.
2.      Menganalisis program pemulihan akibat dampak kebakaran hutan.
3.      Menginventarisasi penyakit yang belum sembuh dan memerlukan perawatan, pengobatan, dan pengamatan terus menerus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar